MATA
KULIAH KESEHATAN DAN KESUBURAN TANAH
“ACTINOMYCETES”
Oleh :
EUIS DAHLIA
( 1531132500150010 )
AGROTEKNOLOGI
FAKLUTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2017
Actinomycetes berbentuk filamen bercabang yang menyerupai jamur, Actinomycetes
berkembangbiak dengan membentuk rantai spora di ujung filament. Actinomycetesyang
tidak membentuk spora berkembang biak dengan cara memutuskan ujung filament
dalam bentuk bulat atau batang. Selanjutnya, filament tersebut membelah diri.
Actinomycetes adalah bakteri Gram positif
yang bersifat aerob. Bakteri ini memiliki morfologi yang mirip dengan fungi
yaitu memiliki miselium. Actinomycetes memiliki kadar GC (Guanin dan Sitosin)
yang tinggi (Dilip et al., 2013).
Actinomycetes menjadi kelompok terbesar
sebagai sumber daya mikroba yang menghasilkan antibiotika dan juga memproduksi
berbagai metabolit bioaktif nonantibiotika, seperti enzim, inhibitor enzim,
regulator imunologi, antioksidasi reagen (Ratnakomala et al., 2011).
Actinomycetes merupakan salah satu bakteri
yang mirip jamur dan tergolong dalam bakteri gram positif. Actinomycetes banyak
hidup di dalam tanah, pasir, air dan berasosiasi dengan tanaman tingkat tinggi
(Rahayu dkk., 2010).
Actinomycetes banyak menghasilkan senyawa
bioaktif yang berkemungkinan besar dapat menghasilkan senyawa-senyawa
antibiotik untuk mengobati gejala infeksi. Apabila keadaan luka tersebut parah
karena infeksi maka dapat menyebabkan kematian. Peranan Actinomycetes dalam
bidang kesehatan sangat membantu karena bakteri tersebut mampu menghasilkan
antibiotik yang cukup efektif, selain itu pada Actinomycetes terdapat senyawa
metabolit yang bervariasi baik dari segi bentuk maupun fungsinya. Umumnya
Actinomycetes tumbuh subur di dalam tanah dengan komposisi unsur hara yang
sesuai, namun ada salah satu jenis Actinomycetes yang mampu hidup pada tanah
yang kurang unsur hara. Adapun tanah yang kurang unsur hara meliputi tanah
vulkanik, organosol, laterit, pasir, dan kapur. Jenis tanah tersebut kurang
subur dan kurang baik untuk pertumbuhan tanaman karena kandungan sedikit unsur
hara, akan tetapi bakteri Actinomycetes dapat hidup di tanah tersebut. Kata
rare untuk jenis bakteri Actinomycetes yang hidup pada tanah-tanah yang ekstrim
atau sedikit hara misalnya di 2 tanah pasir dan tanah abu vulkanik. (Gathgo,
2004 dalam Rahayu, 2011).
Habitat
dan keberadaan Actinomycetes
Actinomycetes dapat
hidup pada beberapa tempat yaitu:
1. Tanah
Actinomycetes merupakan komponen penting
dari populasi mikroba disebagian besar tanah. Isolat Actinomycetes memiliki
kisaran pertumbuhan dari pH 5,0-9,0 dan pH optimum sekitar 7,0 (Agustine et
al., 2004).
Faktor lingkungan yaitu pH merupakan
faktor utama yang 7 menentukan distribusi Actinomycetes. Actinomycetes berperan
penting dalam dekomposisi tanaman dan bahan lainnya terutama dalam degradasi
polimer kompleks (Ratnakomala et al., 2011). Actinomycetes yang ada pada bagian
rizosfer mampu menekan pertumbuhan patogen (Bouizgarne, 2013).
Beberapa isolat Actinomycetes dari bagian
rizosfer dapat mensintesis zat seperti giberelin dan asam indole asetat (Shahab
et al, 2009). Actinomycetes, terutama Streptomyces berperan utama dalam
interaksi antagonis dalam tanah (Bouizgarne, 2013).
2. Kompos
Actinomycetes mesofilik aktif dalam kompos
pada tahap awal dekomposisi. Actinomycetes termofilik tumbuh dengan baik pada
kotoran hewan dan jerami (Dilip et al., 2013).
3. Habitat di wilayah laut
Actinomycetes dari sumber laut mampu
mendekomposisi alginat, selulosa, kitin, minyak dan hidrokarbon lainnya
(Sharma, 2014). Actinomyctes yang termasuk genus Arthrobacter, Brevibacterium,
Corynebacterium dan Nocardia merupakan mikroorganisme penting dalam degradasi
hidrokarbon minyak bumi di habitat perairan (Dobos, 2010).
Peran Actinomycetes pada ekosistem
tanah
Peranan bakteri actinomycetes dalam tanah
sangatlah penting karena dapat menjaga kesuburan tanah dan siklus kehidupan,
terutama pada ekosistem tanah. Berikut ini merupakan beberapa uraian mengenai
peranan actinomycetes terhadap ekosistem tanah.
1. Mendekomposisi
Bahan Organik
Actinomycetes oleh para peneliti
mikrobiologi dikelompokan ke dalam bakteri. Bakteri ini memiliki kemampuan yang
penting bagi kelangsungan proses-proses fisika, kimia dan biologi tanah.
Actinomycetes biasanya hidup didalam tanah dan berperan penting dalam proses
pelapukan/ perombakan bahan organik kompleks menjadi bahan organik yang lebih
sederhana dan dapat langsung digunakan oleh organisme lain. Keistimewaan
bakteri ini adalah memiliki kecenderungan untuk
berasosiasi dengan suatu lapisan permukaan padat. Actinomycetes
adalah bakteri yang tidak tahan asam, memiliki filament diawal pertumbuhannya.
2. Menghasilkan
Antibiotik Yang Dapat Mematikan Patogen
Actinomycetes, yang strukturnya merupakan
bentuk antara dari jamur dan bakteri, menghasilkan zat-zat anti mikroba dan
asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan bahan organik.
Actinomycetes dapat hidup bersama dengan bakteri
fotosintetik. Streptomyces merupakan salah satu genus dari kelas
Actinomycetes yang biasanya terdapat di tanah.
Streptomyces adalah prokariot yang
menghasilkan substansi penting untuk kesehatan seperti antibiotik, enzim, dan
immunomodulator dan salah satu organisme tanah yang memiliki sifat-sifat umum
yang dimiliki oleh bakteri dan jamur tetapi juga memiliki ciri khas yang cukup
berbeda yang membatasinya menjadi satu kelompok yang jelas berbeda. Banyak
anggota dari Streptomyces menghasilkan antibiotik di mana lebih dari
setengahnya merupakan antibiotik yang efektif melawan bakteri, misalnya
streptomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol. Isolasi Streptomyces menghasilkan
koloni-koloni kecil (berdiameter 1-10 mm), terpisah-pisah seperti liken, dan
seperti kulit atau butirus (mempunyai konsistensi seperti mentega), mula-mula
permukaannya relatif licin tetapi kemudian membentuk semacam tenunan miselium
udara yang dapat menampakkan granularnya, seperti bubuk, seperti beludru, atau
flokos, menghasilkan berbagai macam pigmen yang menimbulkan warna pada miselium
vegetatif, miselium udara, dan substrat.
Streptomyces mempunyai misel yang
baunya sangat kuat, berkembang dan mengandung hifa udara (sporofor), dari
bentuk ini terjadi konstruksi lurus, bergelombang, mirip spiral, dapat mengurai
selulosa, khitin dan zat-zat lain sukar dipecah. Streptomycesumumnya
memproduksi antibiotik yang dipakai manusia dalam bidang kedokteran dan
pertanian, juga sebagai agen antiparasit, herbisida, metabolisme aktif,
farmakologi, dan beberapa enzim penting dalam makanan dan industri lain.
3. Mengikat
Struktur Tanah Liat Sehingga Dapat Memperbaiki Sifat Fisik Tanah
Struktur tanah adalah susunan atau
agregasi partikel-parikel primer tanah (pasir, debu, liat) secara alami menjadi
berbagai kelompok partikel yang satu sama lain berbeda dalam ukuran dan
bentuknya, dan dibatasi oleh bidang-bidang. perkembangan struktur didalam tanah
perlu dipahami benar, karena struktur tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman dan dapat pula berubah karena pengaruh-pengaruh mekanis dari luar
misalnya pengolahan tanah. Anda bisa membayangkan tanah sawah yang massif dank
eras dapat berubah menjadi Lumpur (struktur butir) karena anda melaksanakan
pembajakan dan penggaruan. Atau dapat pula tanah pasir yang berbuti-butir
menjadi kompak tetapi lunak, struktur bisa berubah kearah yang
lebih sesuai bagi pertumbuhan tanaman atau sebaliknya Struktur
dapat berkembang dari butir-butir tunggal ataupun kondisi massif (pejal). Untuk
butir-butir tunggal atau kondisi masif menjadi agregat-agregat,
partikel-partikel tanah harus mengelompok. Di dalam pengelompokan
partikel-partikel mehjadi agregat dan kemudian membentuk struktur yang mantap
diperlukan “bahan perekat” berupa bahn-bahan yang bersifat koloid.
Tiga kelompok bahan koloid tanah yang berperan sebagai bahan perekat dalam
pembentukan agregat-agregat tanah adalah
1) mineral-mineral
liat.
2) bahan organik
koloidal termasuk gum yang dihasilkan oleh aktivitas jasad-jasad renik tanah.
3) oksida-oksida besi dan mangan yang bersifat koloid.
Agregasi amat dipengaruhi oleh kegiatan
jasad-jasad renik dalam tanah dan akan dipergiat bila didalam tanah tersedia
cukupa bhan organik. Organisme seperti benang-benang jamur dan humus dan
mengikat satu partikel tanah dengan lainnyasampai membentuk agregat dan
struktur tanah. Organisme juga memproduksi sejumlah bahan kimia seperti
asam-asam organik yang dapat merekat partikel-partikel tanah. Lemak-lemak dan lilin
sebagai hasil perombakan bahan organik juga berperan penting dalam memantapkan
agregat-agregat tanah. Itulah sebabnya, Anda boleh menganjurkan kepada petani
agar bahan-bahan organik sisa panennya lebih baik dibenam kedalam tanah atau
dibuat kompos terlebih dahulu baru dibenamkan kedalam tanah. Pembakaran bahan
organik sisa panen sebaiknya tidak selalu dilaksanakan.
4. Menghilangkan
Bau Pada Tanah
Ada banyak orang yang merasakan pada saat
turun hujan serasa menghirup aroma khas yang membuat tenang. Bebauan itu muncul
karena peran bakteri Actinomycetes. Bakteri ini hidup di tanah dan dapat
memunculkan aroma tertentu yang memengaruhi mood. Biasanya aroma didapati pada
tanah yang hangat dan lembab, lalu terguyur oleh air hujan.
Bakteri Actinomycetes akan menghasilkan spora ketika tanah mengering.
Proses ini kerap terjadi saat kemarau datang atau cuaca sangat terik. Sewaktu
hujan turun, spora menjadi basah lalu menyebar ke udara. Inilah yang kemudian
menjadikan aroma khas saat hujan dan sifatnya menenangkan. Tidak perlu khawatir
dengan spora ini. Pasalnya, keberadaan spora tanah tersebut tidak membahayakan
tubuh dan bahkan berfungsi sebagai penyegar udara. Aroma akan menyengat
saat hujan datang pertama kali setelah musim kemarau berakhir. Dan,
spora tersebut menyebar ke seluruh dunia. Untuk ya tinggal di kota yang penuh
polusi mungkin aroma khas hujan jarang didapati. Justru sebaliknya, air hujan
yang berpadu dengan partikel polusi menjadi bau hujan tidak sedap. Air hujan
juga lebih tercemar dan tidak bisa langsung dikonsumsi. Tingkat keasaman air
hujan menjadi lebih tinggi. Air hujan yang cenderung asam dapat merusak
berbagai peralatan. Beruntunglah buat orang yang tinggal di tempat yang banyak
kawasan hijaunya. Aroma hujan yang menentramkan masih bisa dirasakan.
Di dalam ekosistem, organisme
perombak bahan organik memegang peranan penting karena sisa organik yang telah
mati diurai menjadi unsur-unsur yang dikembalikan ke dalam tanah (N, P, K, Ca,
Mg, dan lain-lain) dan atmosfer (CH4atau CO2) sebagai hara yang dapat digunakan
kembali oleh tanaman, sehingga siklus hara berjalan sebagaimana mestinya dan
proses kehidupan di muka bumi dapat berlangsung, Adanya aktivitas organisme
perombak bahan organik seperti mikroba dan mesofauna (hewan invertebrata) saling
mendukung keberlangsungan proses siklus hara dalam tanah. Belakangan ini,
mikroorganisme perombak bahan organik digunakan sebagai strategi untuk
mempercepat proses dekomposisi sisa-sisa tanaman mengandung lignin dan
selulosa, selain untuk meningkatkan biomassa dan aktivitas mikroba tanah,
mengurangi penyakit, larva insek, biji gulma, volume bahan buangan, sehingga
pemanfaatannya dapat meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah yang pada
gilirannya merupakan kebutuhan pokok untuk meningkat-kan kandungan bahan
organik dalam tanah. Adanya aktivitas fauna tanah, memudahkan
mikroorganisme untuk memanfaatkan bahan organik, sehingga proses mineralisasi
berjalan lebih cepat dan penyediaan hara bagi tanaman lebih baik.
Aktivitas ini menambah
cadangan hara di dalam tanah dan merupakan bagian penting dari
pembentukan humus. Kemampuan Actinomyetes untuk hidup di lingkungan
bernutrisi rendah dan untuk mengkonsumsi lognoselulosa (lignin dan
selulosa, zat-zat penyusun kayu, biasanya sukar dicerna kebanyakan bakteri
tanah) menyebabkan Actinomycetes mendominasi kawasan bebatuan karst. Pemberian
pupuk kandang yang kaya selulosa akan meningkatkan populasi Aktinomycetes di
tanah. Pemupukan amonium atau nitrat yang terus-menerus menekan populasi karena
Aktinomycetes tidak suka pH di bawah 6; sebaliknya, pengapuran untuk
menaikkan pH juga menaikkan populasinya. Anggota Actinomycetes
kebanyakan aerob, tapi beberapa, seperti Actinomyces israelii, dapat
tumbuh dalam kondisi anaerob.
Proses dekomposisi bahan organik melalui 3 reaksi, yaitu:
1) reaksi enzimatik
atau oksidasi enzimatik, yaitu: reaksi oksidasi senyawa hidrokarbon yang
terjadi melalui reaksi enzimatik menghasilkan produk akhir berupa karbon
dioksida (CO2), air (H2O), energi dan panas.
2) reaksi spesifik
berupa mineralisasi dan atau immobilisasi unsur hara essensial berupa hara
nitrogen (N), fosfor (P), dan belerang (S).
3) pembentukan
senyawa-senyawa baru atau turunan yang sangat resisten berupa humus
tanah.Berdasarkan kategori produk akhir yang dihasilkan, maka proses
dekomposisi bahan organik digolongkan menjadi 2, yaitu:
· proses
mineralisasi, dan
· proses
humifikasi. Proses mineralisasi terjadi terutama terhadap bahan organik dari
senyawa-senyawa yang tidak resisten, seperti: selulosa, gula, dan protein.
Proses akhir mineralisasi dihasilkan ion atau hara yang tersedia
bagi tanaman.Proses humifikasi terjadi terhadap bahan organik dari
senyawa-senyawa yang resisten, seperti: lignin, resin, minyak dan lemak. Proses
akhir humifikasi dihasilkan humus yang lebih resisten terhadap proses
dekomposisi.
Peran
Actinomycetes dalam aplikasi bioteknologi
Actinomycetes dalam aplikasi bioteknologi
adalah produksi metabolisme sekunder yang memiliki sifat sebagai zat
antimikroba, inhibitor enzim, immunomodifiers, enzim dan zat memacu pertumbuhan
bagi tanaman (Dilip et al., 2013). Beberapa metabolit sekunder yang dihasilkan
yaitu:
1.
Antibiotika
Actinomycetes telah dikenal sebagai sumber
terbesar dari antibiotika. Antibiotika penting dari Actinomycetes adalah
anthracyclines, aminoglikosida, b-laktam, kloramfenikol,
makrolida, tetrasiklin, nukleosida, peptida dan polieter, quinolon, oligomisin,
rifampin, kanamisin, myomisin (Khanna et al., 2011). Sampai tahun 1974
antibiotikaa yang disintesis dari Actinomycetes hampir terbatas pada
Streptomyces. Saat ini beberapa upaya telah dilakukan untuk mengeksplorasi
Actinomycetes langka seperti Actinomadura, Actinoplanes, Ampullariella,
Actinosynnema dan Dactylosporangium untuk mencari antibiotika baru (Dilip et
al., 2013; Chaudhary et al., 2013).
2. Transformasi Xenobiotik
Transformasi xenobiotik didefinisikan sebagai
modifikasi struktural suatu komponen kimia untuk metabolisme suatu organisme
(Dilip et al., 2013). Anggota dari genus Nocardia dan Streptomyces memiliki
kemampuan untuk melakukan modifikasi komponen kimia yang berasal dari alam dan
sintetis (Bhatta, 2013). Strain Nocardia telah ditemukan mampu mendegradasi
herbisida jenis dalapon.
3. Immunomodifiers
Merupakan senyawa dengan berat molekul rendah
yang diisolasi telah dari kultur filtrat Actinomycetes, yang dapat meningkatkan
respon imun (Umezawa, 1986). Beberapa agen imunomodifiers yaitu Bestatin,
amastatin, phenicine yang diisolasi dari genus Streptomyces mampu meningkatkan
respon imun pada tikus (Dilip et al., 2013).
4. Biosurfaktan: Biosurfaktan
didefinisikan sebagai molekul permukaan aktif yang diproduksi oleh sel-sel
hidup terutama oleh mikroorganisme (Khopade et al., 2012). Biosurfaktan
memiliki banyak keunggulan dibandingkan bahan lain yang disintesis secara
kimia. Biosurfaktan sangat spesifik, tidak beracun dan biodegradable.
Biosurfaktan efektif pada kondisi ekstrim dari suhu, pH dan salinitas
(Chandraja et al., 2014).
5. Enzyme Inhibitor: Actinomycetes
mensintesis enzim inhibitor dengan berat molekul rendah (Raja et al., 2011). Enzim inhibitor ini
digunakan dalam pengobatan kanker. Beberapa enzim yang telah disintesis dari
genus Streptomyces yaitu revistin, streptonigrin dan retrostatin (Dilip et al.,
2013).
Apa sumber pustakanya?
BalasHapusperbaiki tampilan blog nya sehingga lebih menarik
Play Casino Review: Risk-Free Bet No Deposit on Dream
BalasHapusWelcome Bonus Details. No Deposit Free air jordan 18 retro men blue online shop Bets air jordan 18 retro yellow suede online site Available · Betting Terms · Wagering Requirements · Player show air jordan 18 retro toro mens sneakers Support · Minimum Deposit – £/€ great air jordan 18 retro red suede 5 · Player best air jordan 18 retro red